|
Anissa |
Tak disangka tubuh mudamu menyimpan ribuan rasa sakit. Senyummu, tawamu teman, aku rindukan semua itu. Bagaimana dengan semua cerita? Bagaimana dengan segala cita? Kenapa kau tinggalkan itu? Kenapa kau menyerah terlalu dini temanku. Tidakkah terlalu banyak rencana kita yang kau ingkari dengan kepergianmu? Bukankah kau lebih muda dariku? Kenapa kau pergi lebih dulu? Apakah itu terlalu sakit? Kenapa kau tak menungguku dulu untuk melihat senyum terakhirmu?
|
Anissa |
Lihatlah!! Semua orang berduka atas kepergianmu. Semua orang tak percaya, terutama aku. Rencana Tuhan memang hebat ;”) Tuhan sangat menyayangimu. Selamat jalan temanku, selamat berbahagia disisi Tuhan. Tidak akan ada lagi rasa perih itu, orang baik sepertimu pastilah ditempatkan ditempat yang baik pula.
|
Ainun, Anissa, Harumi, Imut dan Venny |
|
Venny, Imut, Harumi, Anissa, Ainun |
|
Venny dan Annisa |
Selamat jalan Anissa, kami akan selalu merindukanmu. Innailaihiwainnailaihirojiun. 5 Oktober 1996 – 16 Desember 2012.
Comments
Post a Comment