Assalammualaikum....
Hari
ini gagal ketemu dedek-dedek gemesh di Sukawinatan, cuma karena nggak sanggup
harus jalan kaki kesana *lebay. Apalah dayaku sebagai nebengers. Rasanya kecewa
banget karena gagal ngerecharge untuk satu minggu kedepan. Gagal ngeliat
muka-muka lucu Ica, Aurelie, Rafika dan yuppp satu lagi aku lupa siapa namanya.
Padahal sudah pernah nulis nama mereka satu-satu tapi apalah daya. Padahal jadwalnya mereka nulis huruf D-E-F
hari ini, ngoreksi PR berhitung yang minggu lalu dikasih.
But,
here we go!
Jumat
kemarin, aku nyempetin melipir ke rumah nenek di Pelabuhan Dalam. Ada yang
nggak tau dimana itu Pelabuhan Dalam? Pelabuhan Dalam adalah salah satu desa
yang ada di Kecematan Pemulutan. Iya, yang itu loh! Yang gerbangnya ada patung
buaya hihihi
Karena
selepas kumpul sama temen, jadi baru sampe di simpang Pemulutan itu kira-kira
7:30 pm. Sebenernya takut, tapi harus berani dong naik ojek dimalem hari yang
notabene ojeknya ndak dikenal. Sepanjang jalan kenangan, eh jalan menuju rumah
nenek sih. Jalannya bergelombang banget, baru sedikit bagian jalan yang sudah
di aspal itupun sudah rusak. Yang mirisnya lagi nggak ada lampu jalan!!!!!!
What a fact. Sepanjang jalan, kira-kira 2KM yang kiri-kanan jalan cuma pohon
pisang, sawah, sungai, peternakan ayam itu bener-bener nggak ada penerangan
selain lampu motor. Jalan sepi, cuma aku dan mamang ojek yang amanah itu.
Tapi,
Allah Maha Adil. Malam itu langit sungguh indah meski tak berbintang. Langit
dipenuhi sinar terang sang bulan yang purnama. Terasa dekat, mungkin karena pencahayaan
yang kurang dan air sungai yang sedang pasang. Ini logikanya kemana ya... wkwkw
Sampailah
di rumah nenek tercinta. Rumah yang dulu tegak dengan gagah kini terlihat
ringkih. Yang dulu didalamnya kami bisa hulu-hilir kini tinggal sepetak. Dalam
hidup, semuanya silih berganti tapi yang paling penting bagaimana kita
menikmati dan belajar dari setiap prosesnya. Asik. Setelah masuk, ternyata
nenek lagi bermalam dirumah Bik Kopek (adeknya papa). Fyi, nenek tinggal
bersama Bik Nir (adik papa), suaminya dan anaknya. Disambut dengan hangat oleh
Bik Nir, terus diantar ke rumah Bik Kopek and met her. My lovely one, nenek
kesayangan. Sudah beberapa hari Bik Kopek sakit dan dirawat oleh nenek.
Kenapa
aku suka sekali meluangkan waktu hanya untuk bermalam disini?
Karena
aku butuh keluarga yang lebih dari sekedar ikatan darah.
Lagi,
aku ingin belajar untuk bersyukur. Aku ingin mengukur diri, jikalau aku terlalu
jauh kufur nikmat. Bermain bersama sepupu, tertawa, marah, menonton dan
terlelap bersama. Dimana lagi bisa didapat?
Karena
jadwal les di sabtu malam, baliklah diriku ini di sabtu sore dan selalu tiga
adik sepupu bilang “ayuk, agek kesini lagi yo yuk”.
Dimana
lagi kehadiran diharapkan?
Sebagaimana
kekagumanku pada papa, sebesar itulah aku kagum pada keluarga papa terutama
alm. Kakek dan nenek. Hal-hal kecil yang selalu mereka berikan, tak ternilai.
Menjadi bagian dari keluarga ini adalah hal yang selalu aku syukuri.
Oke....
selesai sudah cerita Jumat yang berharga. Can’t wait for next Sunday. Rindu ke
Sukawinatan.
Tugas
sismin belum kelar, proposal Alarm Panas masih jauh, laporan Pak Destra baru
ngegaris pinggirin A4, catetan Buk Yurni belum disentuh dan belum solat magrib.
Bye.
Wassalammualaikum.
Comments
Post a Comment