Kalian tahu, rasanya mencinta tanpa alasan? Bisa kalian bayangkan? Terus mengagumi tanpa pernah tersanjung. Rasa ini begitu kuat meski kenangan lambat laun tersamar, hati begitu tulus meski jalan tak pernah mulus. Terkadang, ada banyak hal yang harus diuraikan. Detik itu juga, kala hati terenyuh. Saat, mata menunjukkan lukanya.
Tapi, hidup ini pilihan.
Pilihan itu selalu memilih untuk kuat.
Untuk memaknai berbeda, tangisan.
Untuk mencinta lebih serius lagi.
Untuk mencinta lebih serius lagi.
Cinta, memang tak harus nyata logikanya. Tapi, terkadang hati mengemis untuk melihat keagungannya. Waktu selalu menjadi uji dan air mata adalah saksi. Terkadang, bicara pada diri. Bertanya, sehebat apa masa depan. Bagaimana dia bisa membayar semua kepedihan. Kapan dia membersamai, menemani ketulusan. Meraih jerih, usaha dan doanya.
Sabarlah kawan setia.
Kelak kau raih penuh ceritanya.
Kau boleh, selalu boleh untuk menangis.
Berpedih sendiri, sangatlah hebat.
Bagilah hanya cinta, agar lupa semua derita.
Berjalanlah, agar kering semua luka.
Bermanfaatlah, agar kelak kau layak menjadi sumber cinta.
Bagilah hanya cinta, agar lupa semua derita.
Berjalanlah, agar kering semua luka.
Bermanfaatlah, agar kelak kau layak menjadi sumber cinta.
Rumi, 21/08 20:25
Comments
Post a Comment