Assalammualaikum....
Ramadan telah berlalu, syawal yang mengiringi pun
kan segera berakhir. Banyak hal yang mulai kembali seperti biasanya, padahal
alangkah baiknya, jika kebiasaan di Ramadan lah yang dilakukan setelah sebulan
penuh berusaha ditingkatkan. Tapi sebagai pembelajar, kita memiliki emosional
yang naik turun dalam beribadah. Seperti itulah kiranya yang terjadi dengan
beberapa orang, istiqomah memang sulit.
“Iman itu kadang naik
dan turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illaallah.” (HR Ibn
Hibban)
Banyak hal yang dapat menyebabkan turunnya iman seseorang,
antara lain:
1. Halangan
Sebagai perempuan, yang mengalami siklus haid setiap
bulannya, terkadang bingung untuk tetap melakukan banyak amalan. Tidak bisa
melaksanakan salat terkadang membuat kita terlena dengan urusan dunia. Karena biasanya,
salat adalah pengingat dan pembatas unuk urusan dunia yang fana dan penuh
fatamorgana.
"Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya
salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mugkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-‘Ankabut/:45)
Salat menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan keji,
kebiasaan-kebiasaan yang penuh dengan kesia-siaan. Nah biasanya, ritme ibadah
kita yang stabil sebelum haid, akan menurun saat haid dan akan mengalami
sedikit kesulitan untuk mengembalikan ritme tersebut sesaat setelah kembali
boleh beribadah dengan utuh. Terutama bagi yang baru belajar untuk hijrah. Sebelumnya
satu hari bisa membaca satu juz, terus haid dan tidak boleh menyentuh dan
membaca alquran selama beberapa hari, setelah suci lagi untuk kembali
membiasakan satu juz perhari ini lumayan sulit.
2. Terlena Dunia
Dunia dan seisinya semakin hari semakin mudah
dilihat. Kemewahan juga kemiskinan. Dua sisi yang selalu bertolak belakang. Dalam
genggaman tangan, kita bisa melihat pola hidup yang hedon dan nampak bahagia.
Dunia selalu saja menawarkan pilihan-pilihannya. Kenikmatan
dan kebebasan. Untuk pemula, terkadang urusan dunia masih saja menghantui, merasa
perlu didahulukan, merasa perlu untuk dikejar dengan penuh nafsu.
“Dan tiadalah
kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS
Al-Ankabut: 64)
Terkadang melihat pencapaian-pencapaian yang nampak membuat
kita termotivasi untuk ikut serta mengejar semua kefanaanya. Ikut serta memakai
kelalain yang sedang trend. Kemudian melupakan
kewajiban-kewajiban yang ada.
Dua hal ini adalah kebanyakan jawaban dari
teman-teman yang aku ajukan pertanyaan, “apa
sih yang membuat iman kalian sering turun?” Mereka pun memberikan banyak
saran agar keimanan yang memang masih lemah ini terus menguat dan istiqomah.
Cara mengembalikan mood beribadah atau menjaga iman, yaitu:
1. Mengingat Orang Tua
Orang tua selalu menjadi motivasi tersendiri dalam
beribadah. Sebisa mungkin jangan sampai diri ini harus menjadi
pertanggungjawban yang berat untuk orang tua kelak. Menjadi pemberat langkah
beliau menuju surga.
“Dan kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang Ibu-Bapaknya; Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu-Bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14)
Semakin dewasa kita, semakin tua orang tua kita. Dan
telah kita lihat sendiri pengorbanan beliau dalam mendidik dan membesarkan
anak-anaknya. Jika kita memiliki impian untuk memberikan yang terbaik di dunia
ini, mengapa tidak dengan akhirat kelak? Mengapa tidak kita usahakan
bersama-sama agar kaki beliau tak tersentuh panasnya api neraka? Dengan tidak
meninggalkan kewajiban-kewajiban dan melakukan banyak kebaikan.
2. Mengingat Mati
Kematian tidak selalu identik dengan usia yang tua,
kematian akan menghampiri siapa saja, setiap makhluk yang bernyawa. Dengan
mengingat kematian, kesadaran untuk meningkatkan ibadah akan meningkat, pun
untuk meninggalkan kemaksiatan.
“Orang yang paling
banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah
mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Selain pasti, kematian, perpisahan antara ruh dan
raga juga begitu menyakitkan. Datangnya kapan saja dan tak dapat ditunda walau
hanya satu detik, semuanya telah tertulis, menjadi tanggung jawab kita untuk
mempersiapkannya dengan memperbanyak ibadah dan meneguhkan iman.
3. Teman yang Taat
Temanmu adalah siapa kamu. Aku sebenarnya masih
belum penuh setuju dengan kalimat ini, tapi semakin hari semakin aku sadari
betapa bersyukurnya jika dikelilingi teman-teman yang taat, saling mengingatkan
dalam ibadah serta kebaikan.
Teman sebagai pengingat.
“Kalo Rumi pergi
jalan-jalan. Misal di kereta nih, Rumi pergi dengan teman yang sedang hijrah
mereka bakal ngingetin Rumi untuk tetap salat walau di kereta. Kalo teman
biasa, wallahualam.”(Regha Regita)
Seperti itulah adanya. Pernah gak sih ngerasa
sungkan untuk bilang mau salat, karena merasa “sungkan” dengan teman-teman. Terkadang
jadi beban tersendiri kalo harus berpergian lama dengan teman yang tidak atau
lupa salat. Gimana ya.. untuk bilang aku salat dulu ya.. itu berat. Entah kenapa,
ini sering terjadi didiri aku. Entah aku takut mereka mikir, Ih, si Rumi sok banget mau salat-salat
segala. Aku bodoh banget kan ya? Begitulah kalo aku ngerasa gak nyaman. Sering
menunda-nunda, berharap pulang sebelum waktu salat habis. Jadi, penting banget
punya teman yang saling mengingatkan, paling tidak memberikan rasa nyaman untuk
melaksanakan ibadah.
4. Perbanyak Zikir
Zikir menjadi ibadah paling mudah, bisa dilakukan
kapan saja, saat suci ataupun lagi berhalangan. Zikir sebagai pujian-pujian
kepada Allah yang diucapkan berulang, agar hati terus mengingat-Nya dan merasa
nyaman. Zikir mengajarkan kita untuk bersyukur, betapa baiknya Allah dengan
segala kekuasaan-Nya.
“Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu menginkari (nikmat)-Ku”. (QS Al-Baqarah:152)
Perbanyak istigfar, untuk mengingatkan kita betapa
banyaknya dosa yang telah diperbuat dan tetap betapa baiknya Allah yang selalu
menambahkan nikmat-Nya. Ucapkanlah, lalu tanamkan syukur di hati kita,
insyaallah zikir akan membawa kita kepada pribadi yang lebih taat dalam ibadah.
5. Perbanyak Ilmu Agama
Nah... yang satu ini sangat-sangat penting. Hadirilah
majelis ilmu, majelis taklim, majelis agama atau tonton video-video ceramah.
“Adakah sama antara
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya
orang yang berakal lah yang dapan menerima pelajaran.” (QS Azzumar: 9)
Datangilah rumah Allah, duduklah, berkumpul dengan
orang-orang yang berusaha hijrah untuk mendapatkan ilmu. Sulit memang mencintai
tanpa mengetahui, begitu kiranya dalam menjalani kehidupan ini. Kita sering
menjumpai saudara seiman yang dengan sadar menghina saudara yang keliru,
padahal dia tak pernah tahu sulitnya melangkahkan kaki, memilih jalan dan tetap
pada jalan yang baik.
Seperti kata seseorang, “solat tidak pernah, datang ke masjid apalagi, eh kalo ngomentarin ulama
nomer satu”. Hal seperti ini karena tipisnya ilmu pengetaahuan kita dan
bekunya hati. Ilmu dan hidayah itu tidak datang dengan sendirinya, kita harus
mencari, menjemputnya.
“Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS Al-Mujaadilah: 11)
Semakin luas ilmu seseorang akan semakin baik
akhlaknya. Ingatalah, yang berilmu tidak akan mudah mengeluarkan kata-kata
buruk dan tindakan yang tercela. Ilmu menjadi motivasi dan semangat untuk
memperbaiki diri.
Kita sering malas untuk datang ke kajian, entah
karena malas gerak atau memang tempatnya yang jauh. Menuntut ilmu bisa di mana
saja, bisa melalui tontonan ceramah di youtube atau instagram. Tapi berada
langsung di masjid pasti memberikan suasana tersendiri, saat seperti ini kita
butuh teman yang juga sama-sama semangat menuntut ilmu, memperbaiki diri,
mempersiapkan bekal untuk masa depan juga akhirat. Memang tidak ada yang lebih
baik dari teman yang mengajak pada kebaikan dan keluar dari kebodohan.
6. Unduh Aplikasi Pengingat Ibadah
Era digital ini, kita banyak menghabiskan waktu
dengan menggenggam gawai atau bersenlancar di media sosial. Jika bisa mengunduh
instagram dan memainkannya berjam-jam, kita juga harus mengunduh
aplikasi-aplikasi pengingat dalam beribadah, seperti alquran digital. Yang bisa
dibaca dimana dan kapan saja, serta pengigat untuk membaca alquran yang
sebenarnya.
Aplikasi pegingat waktu salat, berupa lantunan azan.
Aplikasi ini berperan penting untuk mengingatkan kita agar menunaikan salat
diawal waktu tatkala kesibukan sedang melanda dan azan dari masjid tak
terdengar. Bukankah amalan yang paling disukai Allah adalah salat diawal waktu?
Yuk, laksanakan!
Bahkan ada aplikasi yang bisa mengingatkan
amalan-amalan sunnah. Mari kita jadikan kemajuan teknologi juga mempermudah
ibadah kita, mendekatkan kita dengan sang pencipta.
Wah, tak terasa! Inilah beberapa jawaban dari
teman-teman yang telah aku simpulkan dari pertanyaanku.
“Apa yang membuat
iman anda turun? Bagaimana kembali meningkatkannya atau mengembalikan mood beribadah?
Terima kasih sudah berbagi ilmu dan pengalaman,
untuk selalu mengingatkan dan memotivasi diri. Semoga kelak Rumi bisa istiqomah
seperti kalian. Semoga Allah limpahkan kebaikan dan perlindungan-Nya untuk kita
semua.
Aku memilih untuk menikmati semua proses ini. Belajar
untuk menjadi lebih baik, perlahan meninggalkan yang fana. Semoga Allah berikan
nikmat untuk bertaubat nasuha, semoga Allah izinkan kita wafat dalam keadaan
husnulkhatimah, semangat dalam saling mengingatkan!
Wassalammualaikum.
Bener banget mbk, terkadang memang sangat pentng untuk mencari sesuatu yang bisa mengembalikan mood beribadah kepada Allah. Nice Artikel mbk
ReplyDeleteNice
ReplyDeleteMasyaAllah. Terima Kasih ilmunya rum.
ReplyDelete