Menjadi Finalis
Setelah pengumuman 20 finalis Duta Bahasa Sumatra
Selatan, kami mengikuti kegiatan pra-pembekalan. Kegiatan dimulai tanggal 3 Mei
2018. Selama pra-pembekalan ini kami menerima banyak materi dan sharing dengan para Duta Bahasa Sumatra
Selatan 2017 dan pihak Balai Bahasa Sumatra Selatan.
Hari Pertama
Pemilihan Bapak dan Ibu Lurah. |
Di hari pertama ini, kami 20 finalis bertemu untuk
pertama kalinya sebagai finalis, kami dibagi menjadi 10 pasangan berdasarkan
tinggi badan. Aku berpasang dengan Ikrar, dengan nomor urut 05 dan 06. Kesan
pertama ketemu Ikrar, aduh ni anakkk sepertinya menyebalkan. I really dunno how amazing he is. Kami
menggunakan pakaian kantor di pagi hari dan diminta membawa Pakaian Khas
Palembang, untuk photoshoot. Drama
banget nyari blazer motif songket
yang aku gunain, memang sudah diminta mempersiapkan pakaian khas tapi tak
menyangka kalo dibawa di hari pertama pra-pembekalan. Baru baca grup pun tengah
malem, padahal seharian main doang. Nanya ke kakak-kakak, dari Kak Nais, Kak
Stella, Mbak Isma, semua orang ditanya dan yeayyy Kak Pet ada. Terima kasih Kak
Pet!!!!!
Acara dibuka langsung oleh pihak Balai Bahasa, kami
mengawalinya dengan memperkenalkan diri lalu melakukan pemilihan Ibu Lurah dan
Pak Lurah. Aku ikut pemilihan Ibu Lurah, luar biasa kan? Iyalah, kapan lagi
bertingkah jauh dari biasanya. Hehe. Karena sudah sejauh ini. Jadi finalis ini
jauh loh, Sekip-Jakabaring. Wkwk. Aku beneran menantang diriku untuk percaya
diri dan melakukan yang terbaik. Berlelah-lelah dalam menuntut ilmu selalu
menyenangkan.
AKSEL (Aksi Kelompok)
Dari 20 finalis dibagi kedalam 5 kelompok yang akan
melakukan aksi nyata dalam menyebarkan virus literasi kepada masyarakat luas.
Lokasi ditentukan oleh panitia, di Kawasan Olahraga Jakabaring.
Kami dari Aksel 1 dengan ULTRASI.
Finalis Duta Bahasa Sumatra Selatan dan peserta ULTRASI. |
Ular Tangga Literasi, menggunakan konsep bermain dan
belajar dengan target anak-anak hingga remaja. Permainan ini berlangsung
seperti permainan ular tangga pada umumnya, akan tetapi jika peserta memasuki
angka dengan ular. Maka peserta tidak hanya akan turun ke angka yang lebih
rendah tapi juga diberikan pertanyaan seputar literasi. Karena permainan ini
diikuti oleh beberapa kalangan usia, kami memiliki pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan sesuai dengan usia peserta. Ultrasi sangat menarik minat
pengunjung Kawasan Olahraga Jakabaring, bahkan ada beberapa adik-adik yang
kembali lagi untuk mengantre main.
Selain Ultrasi ada juga Tau enggak, sih? dari aksel
2.
Pekan Sastra Daring (Pesadar) dari aksel 3.
Haus Bahasa dari aksel 4. Teman-teman yang penasaran
bisa melihat kegiatan Duta Bahasa Sumatra Selatan di ig @dubassumsel.
Belajar Menjadi Duta
Menggunakan pakaian khas Sumatra Selatan, kami belajar parade. Pertama bagiku! |
Selain belajar mengenal kebahasaan kami juga belajar
menegani sikap seorang Duta. Cielah seneng banget, dapet ilmu yang baruuuu
banget bagiku. Pertama diajarkan cara makan, selama ini kita sering salah
meletakkan posisi sendok dan garpu saat telah selesai makan. Sepengetahuanku,
cara yang sopan saat setelah makan, posisi sendok dan garpu dibalik, diletakkan
berdampingan. Ternyata, salah besar!!! Yang benar sendok dan garpu diposisikan
mengarah ke pukul 5, dengan sendok disisi luar.
Cara duduk dan berdiri pun sudah ada aturannya,
disini letak terlelah. Wkwk. Tapi sekali lagi, tidak ada lelah yang benar-benar
melelahkan jika mengenai pengetahuan. Eyaaa.
Belajar parade. Susah-susah mudah tapi semuanya
telah selesai. Hari yang melelahkan namun penuh dengan aura positif.
Pembekalan
Hari pembekalan dimulai Hari Senin tanggal 7 Mei
2018. Pembekalan semuanya berisi tentang materi kebahasaan dan pengenalan
mengenai Balai Bahasa serta Badan Bahasa. Pembekalan berlangsung selama 4 hari.
Hari pertama pembekalan. |
Hari-hari berlalu dengan lelah dan penuh
hal baru. Terbiasa dengan kegiatan kerelawanan, aku benar-benar tidak berpikir
sedang dalam kompetisi. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Setiap harinya,
kami diberikan tugas, yang memerlukan edit-mengedit. Dari sini aku paham, bahwa
aku juga bisa mengedit foto, aku bisa buat flayer ala-ala. Rumi bisa, terima
kasih Duta Bahasa! Walau bisa meminta bantuan teman, aku memilih belajar untuk
meraih sesuatu dengan usaha sendiri dan keikhlasan. Cielah berat amat Rum.
Suci, Rumi. Yuniar |
Selain mendapatkan ilmu mengenai
kebahasaan, kami juga mengikuti make up class dari Wardah. Hari itu, aku
belajar cara yang benar membersihkan make up dan cara make up simple.
Finalis Duta Bahasa Sumatra Selatan 2018. |
Selain belajar, kami juga mempersiapkan
penampilan untuk grand final. Latihan parade yang dimulai sejak pra-pembekalan,
beberapa hari sebelum grand final kami berlatih untuk menampilkan sebuah opera
dengan judul "Putri Kembang Dadar". Semua serba singkat, karena
kegiatan yang memang padat. Pemilihan peran, latihan serta persiapan alat
pendukung opera. Latihan berlangsung lucu, bahkan sangat lucu. Aku kebagian
peran menjadi dayang tuan putri. Ya! Pengalaman pertama bagiku. Rasanya tidak
mungkin Rum, setelah ini kamu masih jadi sosok pemalu.
Hari itu, semuanya sudah aku persiapkan semaksimal
mungkin. Walaupun aku merasa programku terlalu biasa, tapi seperti itulah
nyatanya. Meningkatkan Literasi
Anak TPA Sukawinatan melalui Membaca dan Bercerita. Program yang memang
telah aku lakukan beberapa bulan belakangan. Aku ingin, anak-anak akrab dengan
buku. Hanya itu. Hari itu, aku maju pertama! Wow. Alhamdulillah, lebih cepat
lebih baik kan ya. Ada beberapa hal yang mungkin kurang maksimal, tapi aku
tidak menampilkan kepalsuan walau hanya satu kata. Ini penting bagi calon
penulis. Eyaaa.
Seperti biasa, saat tegang, nafsu makan hilang.
Setelah duduk kembali dan mendengarkan pemaparan teman pun aku masih tak nafsu
makan. Hingga tiba saat opini dengan Bahasa Inggris. Yahhhh, you know me so
well lah ya. Sialnya, aku maju diurutan 16, sungguh tak bisa kujelaskan
perasaan menunggu untuk merasakan malu. Padahal pertanyaannya simple, tapi
perbendaharaan kataku tipis ya jadi miris gitu mengenangnya.
Latihan mempersiapkan grand final. Parade, opera dan
menyanyi.
GRAND FINAL
Hari yang ditunggu tiba. Dari pagi hari, kami sudah
hadir di Balai Bahasa untuk latihan sekali lagi dan make up sedini mungkin.
Haha.
Saat siap dan tamu undangan berdatangan, aku mulai
gugup. Tak bisa kutolak, saat parade awal aku melakukan kesalahan. Rasanya
ingin kuhapus bagian itu.
Sebelum penyematan pemenang, kami memaparkan AKSEL
didepan tamu undangan. Ya! Di depan Mama, Papa dan Adikku. Semua berjalan
lancar, saat menyanyikan lagu Indonesia Jaya, kami terhanyut dalam haru. Hidup
memang tiada mungkin tanpa perjuangan, lalu mengapa masih mengeluh? Kurangin..
Opera. Cantik. Gugup banget Ya Rabb. Penasaran sama
pendapat temanku yang tahunya aku paling gak mau ribet, gak mau keliatan dan
selu.
Duta Bahasa Sumatra Selatan 2018. |
Pemenangnya pun dipilih. Yang terpilih pastilah yang
terbaik.
Rumi dan Rumiku. (red: penggemar Harumi) |
Kak Benny dan Rumi. |
Tapi, aku tetap pemenang di hati teman-temanku.
Apalagi di hati Papa dan Mama. Terima kasih atas dukungan dan doanya
teman-teman. Semoga setiap langkah adalah menuju kebaikan dan kebermanfaatan. Karena,
sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama, bagi seisi bumi.
Penghargaan hanya sebuah bonus, penerapan dari proses belajarlah sebenarnya pencapaian.
Wassalammualaikum. ^^
Comments
Post a Comment